Kamis, 20 September 2012
Minggu, 02 September 2012
Raih Prestasi Gemilang pada Pelepasan Angkatan Pertama Siswa-Siswi Sampoerna Academy
Jika di ibaratkan dengan petani, mungkin saat ini adalah musim panen
bagi sekolah berstandar internasional Sampoerna Academy. Setelah tiga
tahun membekali dan mendidik siswa-siswi terpilih dari seluruh penjuru
negeri, akhirnya Sampoerna Academy dapat tersenyum lebar dengan hasil
prestasi yang sangat membanggakan. Melalui perjuangan dan persiapan yang
matang dalam menghadapi Ujian Nasional 2012, akhirnya Sampoerna Academy
dapat melepas sebanyak 226 siswa-siswinya yang terdiri dari 147 lulusan
dari Sampoerna Academy Malang dan 79 lulusan dari Sampoerna Academy
Palembang. Lulusan Sampoerna Academy ini merupakan angkatan pertama
sejak sekolah yang menerapkan pendidikan holistic ini resmi didirikan
oleh Putera Sampoerna Foundation 3 tahun lalu. Mereka adalah siswa-siswi
terpilih, yang berprestasi, berkarakter dan mempunyai jiwa kepemimpinan
dari keluarga prasejahtera yang menerima beasiswa penuh selama 3
tahundari para mitra/donatur Putera Sampoerna Foundation.
"Merupakan sebuah kebanggaan bagi kami bahwa para lulusan tahun 2012
telah mencapai prestasi yang luar biasa, mereka telah tumbuh menjadi
individu dewasa dan memiliki keahlian serta ketrampilan untuk siap
menghadapi perjalanan pendidikan selanjutnya. Kami percaya mereka akan
tumbuh menjadi individu yang akan terus memegang erat nilai-nilai, etika
kerja, dan yang terpenting, nilai kemanusiaan serta memiliki karakter
yang kuat sebagaimana yang telah diajarkan selama ini di Sampoerna
Academy" ujar Nenny Soemawinata, Managing Director Putera Sampoerna
Foundation.
Sampoerna Academy adalah bagian dari realisasi visi Putera Sampoerna
Foundation untuk menciptakan pemimpin Indonesia yang handal di masa
depan melalui pendidikan berkualitas guna menghadapi tantangan global
bangsa.Dengan menerapkan strategi besar Putera Sampoerna Foundation,
yaitu "Pathway to Leadership", kelulusan para siswa-siswi Sampoerna
Academy ini merupakan wujud nyata strategi besar Putera Sampoerna
Foundation dalam menciptakan 1.000 pemimpin masa depan per tahun.
Kesuksesan pelepasan siswa-siswi Sampoerna Academy angkatan pertama ini
merupakan akumulasi dari berbagai pencapaian dan prestasi yang telah
diukir selama 3 tahun belakangan ini.Pada tahun 2011, misalnya,
siswa-siswi Sampoerna Academy sukses mencapai hasil yang gemilang dalam
ujian sertifikasi internasional yang diselenggarakan oleh University of
Cambridge, IGCSE. Berdasarkan nilai persentase secara kumulatif,
siswa-siswa Sampoerna Academy berhasil melampaui hasil dari nilai
rata-rata dunia untuk mata- pelajaran Matematika, Seni & Desain,
Biologi, Kimia, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Matematika Tambahan
dan Fisika. Ini merupakan ujian IGCSE pertama untuk Sampoerna Academy
dan telah berhasil menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Bahkan, tiga
siswa dari Sampoerna Academy memperoleh nilai 100 (Percentage Uniform
Mark) yang berarti mereka ada di kelompok terbaik di dunia untuk bidang
uji tersebut.
Pencapaian siswa-siswi Sampoerna Academy lainnya adalah keberhasilan
Nurul Azma, siswi Sampoerna Academy Palembang yang berhasil menerima
program beasiswa dari United World Colleges (UWC) selama dua tahun di
Norwegia. Kemudian diikuti oleh cerita sukses dari Yusman Ahmad dan
Anisa Naziha, siswa-siswi Sampoerna Academy Malang yang berhasil
memenangi International Design Award 2011 di Ankara, Turki, dengan
menciptakan environmental bicycle, sepeda ramah lingkungan berbiaya
minimum. Di bidang organisasi, Christian Timothy Wijaya, siswa Sampoerna
Academy Malang, menjadi salah satu panelis pada konferensi
internasional UNESCO-APEID di Jakarta akhir tahun lalu. Dan tidak
berhenti di situ, pada International Young Inventors Project Olympiad
2012 di Georgia, siswa Sampoerna Academy Malang, Nurul Inayah dan Nando
Novia berhasil meraih medali emas untuk penemuan mereka, photo eletro
system yang dapat diaplikasikan pada system kendaraan terutama mobil.
Keberhasilan dan berbagai prestasi yang diraih oleh siswa-siswi
Sampoerna Academy ini juga makin dilengkapi dengan pencapaian Angga
Khoirul Imam (18), siswa Sampoerna Academy Malang yang berhasil meraih
nilai tertinggi Ujian Nasional se Malang. Selain unggul di program IPA
dengan total nilai UN 57,65atau rata-rata 9,60 nilai Angga juga jauh
lebih tinggi dari siswa IPS dan Bahasa. Ditambah lagi, kebahagiaan dari
kesuksesan ini di genapi dengan fakta bahwa sebanyak 17 siswa Sampoerna
Academy baik Malang maupun Palembang, telah diterima di berbagai
perguruan tinggi ternama di luar negeri, yaitu University of Hawaii,
University of Kentucky, University of Minesota, University of Missouri,
Texas Tech University, danWest Virginia University.
Tahap selanjutnya yang harus dijalani dalam perjalanan "Pathway to
Leadership" untuk para lulusan Sampoerna Academy adalah melanjutkan ke
jenjang pendidikan tingkat tinggi / universitas. Sampoerna Academy
membekali siswa-siswi dengan ilmu pengetahuan, keterampilan dan karakter
untuk dapat menghasilkan individu-individu yang berprestasi dan
memiliki kualifikasi untuk masuk ke institusi pendidikan tersier kelas
dunia di mana saja, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
"Putera Sampoerna Foundation berkomitmen untuk memastikan lulusan
Sampoerna Academy dalam menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang
berkualitas dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi. Para
lulusan akan menerima bantuan pendidikan (student assistance), yang
diberi nama Dana Siswa Bangsa, untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi," tutup Nenny.
Siswa yang mendapatkan bantuan pendidikan Dana Siswa Bangsa ini
otomatis menjadi anggota Koperasi Siswa Bangsa, dimana mereka diajarkan
untuk mengerti akan pentingnya memberi kontribusi bagi perkembangan
bangsa, mengingat peluang yang telah mereka peroleh. Dengan
berkontribusi kembali, berarti mereka juga membantu menyediakan akses
bagi "adik-adik" mereka yang berprestasi untuk dapat mengenyam
pendidikan tinggi seperti mereka.
Prestasi Siswa Siswi Sampoerna Academy Lulusan 2012
• 14 siswa Sampoerna Academy Malang dan 1 siswa Sampoerna Academy Palembang masuk ke
Perguruan Tinggi Nasional melalui Jalur Undangan dengan detil sebagai berikut:
o Jurusan Hukum, Universitas Indonesia : 1 siswa (SA Malang)
o Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Gadjah Mada : 5 siswa (SA Malang)
o Jurusan Manajemen, Universitas Airlangga : 1 siswa (SA Malang)
o Jurusan Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada : 3 siswa (SA Malang)
o Jurusan Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor : 1 siswa (SA Malang)
o Jurusan Arsitektur, Universitas Gadjah Mada : 1 siswa (SA Malang)
o Jurusan Manajemen, Universitas Gadjah Mada : 2 siswa (SA Malang)
o Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjajaran : 1 siswa (SA Palembang)
• 14 siswa dari SA Malang dan 3 siswa SA Palembang sudah diterima di perguruan tinggi luar
negeri dengan detil sebagai berikut:
o University of Hawaii : 1 siswa (SA Palembang)
o University of Kentucky : 1 siswa (SA Malang)
o University of Minesota : 2 siswa (SA Malang)
o University of Missouri : 4 siswa (SA Malang) dan 2 siswa (SA Palembang)
o Texas Tech : 2 siswa (SA Malang)
o West Virginia University : 5 siswa (SA Malang)
• Murid Sampoerna Academy Malang, Angga Khoirul Imam, meraih nilai Ujian Nasional tertinggi di
Kota Malang.
• 4 siswa Sampoerna Academy Palembang mendapat beasiswa penuh dariSTKIP Yohannes Surya
Institute.
• Beberapa Universitas Swasta juga sudah menawarkan beasiswa penuh untuk siswa Sampoerna
Academy Palembang, seperti Media Komunikasi Trisakti dan Universitas Bina Darma.
Sumber: http://www.sampoernafoundation.org/id/news/gemilang-prestasi-pada-pelepasan-angkatan-pertama-siswa-%E2%80%93-siswi-sampoerna-academy-0
Amelia Earhart @america
Apakah
kamu mengetahui siapa itu Amelia Earhart? Jika tidak, silahkan terus
membaca! Amelia Earhart dilahirkan pada tanggal 24 Juli 1897. Dia adalah
salah satu pionir pilot–pilot wanita. Hal–hal yang telah dicapai oleh
Amelia Earhart adalah: di tahun 1923, dia menjadi wanita ke-16 yang
mendapatkan lisensi sebagai pilot. Di tahun 1928, dia menjadi wanita
pertama yang terbang melintasi Samudra Atlantik dan orang pertama yang
melintasi samudera Atlantik dan Pasifik. Sayangnya, di tahun 1937,
Amelia Earhart hilang secara misterius ketika berusaha terbang
mengelilingi dunia di sisi terluas, di ekuator Bumi.
Terlepas dari prestasinya, Amelia tidak langsung jatuh cinta pada dunia aeronatik. Amelia berusia 10 tahun ketika pertama kali melihat pesawat dan kesan pertamanya adalah: “Benda itu penuh kabel berkarat dan kayu dan tidak menarik sama sekali…” Amelia lebih tertarik pada topi keranjang berwarna salem yang dibeli di bazar.
Amelia menemukan minatnya pada dunia aeronatik pada Long Beach Air Show di tahun 1920, dimana dia mencoba untuk terbang untuk pertama kalinya sebagai penumpang. Penerbangan itu hanya berlangsung selama 10 menit, tapi perjalanan itu mengubah hidupnya selamanya. Amelia kemudian berusaha untuk mengejar mimpinya dengan berbagai macam cara, termasuk bekerja di berbagai bidang, mulai dari fotografer sampai menjadi supir truk. Amelia membaca semua publikasi mengenai penerbangan dan menghabiskan kebanyakan waktunya di lapangan terbang. Amelia memotong rambutnya sangat pendek, sesuai dengan gaya penerbang wanita lainnya.
Musim panas tahun 1921, Amelia membeli pesawat bekas berjenis Kinner Airster bermesin ganda yang bercat kuning terang. Setahun kemudian, tanggal 22 Oktober 1922, Amelia berhasil menerbangkan pesawatnya ke ketinggian 14.000 kaki, rekor dunia untuk pilot wanita. Ambisi Earhart selanjutnya adalah terbang solo melintasi Atlantik. Ambisi itu dicapainya pada tahun 1932. Amelia berhasil memecahkan beberapa rekor sekaligus, termasuk menjadi wanita pertama yang terbang solo melintasi Atlantik; bahkan menjadi satu – satunya yang berhasil melakukan penerbangan pulang-pergi. Amelia Earhart juga memecahkan rekor untuk penerbangan terlama non-stop oleh pilot wanita dan rekor untuk penerbangan terpanjang dengan waktu tercepat.
Pada tahun 1934, Amelia mulai merencanakan penerbangan keliling dunia. Ambisi akan membuat rekor baru, yakni menjadi wanita pertama yang terbang mengelilingi dunia dan Amelia akan terbang di jarak terjauh, di daerah ekuator. Beliau berangkat pada tanggal 21 mei 1937. Sebelum penerbangannya, Amelia berkata: "I have a feeling that there is just about one more good flight left in my system and I hope this trip is it. Anyway when I have finished this job, I mean to give up long-distance "stunt" flying."
Perjalanan dimulai pada tanggal 1 Juni 1937 dari Miami, Florida. Pada tanggal 29 Juni, Amelia dan navigatornya Fred Noonan mencapai Papua Nugini. Pada saat itu, mereka sudah terbang sebanyak 22.000 mil. Untuk menyelesaikan misinya, Amelia Earhart perlu terbang sebanyak 7000 mil lagi, melintasi samudera Pasifik. Pada pukul 20:14 GMT, Amelia Earhart memberikan koordinat posisi terakhirnya kepada menara pengawas. Pada 21.30 GMT, menara pengawas menentukan bahwa pesawat Amelia telah hilang di laut dan meluncurkan operasi SAR. Operasi SAR untuk menemukan Amelia merupakan operasi yang sangat besar, dengan 9 kapal angkatan laut dan 66 pesawat. Total biaya mencapai lebih dari 4 juta dolar. Namun, peristiwa hilangnya Amelia tetap menjadi misteri sampai sekarang.
Selama penerbangannya, Amelia Earhart selalu rajin mengirimkan surat untuk suaminya, yang dipublikasikan di buku berjudul "Last Flight". Di halaman terakhir buku terdapat satu kutipan dari Amelia untuk suaminya, yaitu:
"Please know I am quite aware of the hazards...I want to do it because I want to do it. Women must try to do things as men have tried. When they fail their failure must be but a challenge to others."
Do you know who Amelia Earhart is? If not, read on! Aviator Amelia Earhart was born on July 24, 1897 in Atchison, Kansas. She was one of the pioneers of women pilot. Her list of achievement was: In 1923 she became the 16th woman to be issued a pilot's license. She had a list of extraordinary achievements, like being the first woman to fly across the Atlantic Ocean in 1928 and the first person to fly over both the Atlantic and Pacific. Unfortunately, in 1937, she mysteriously disappeared while trying to circumnavigate the globe from the equator.
Despite her achievements, she wasn’t born with love for aeroplanes. Amelia was 10 years old when she saw her first airplane at the Iowa State Fair and her famous quote was: "It was a thing of rusty wire and wood and not at all interesting..."
Her interest was absorbed by a peach basket paper hat purchased at the fair. She found her passion for aeroplanes during Long Beach air show in 1920, where took a plane ride that transformed her life. It was only 10 minutes, but when she landed, her heart was permanently claimed by the activities. She proceeded to do whatever it takes to fund her new passion, including working at a variety of jobs, from photographer to truck driver. Amelia Earhart immersed herself in her study. She read everything she could find on flying, and spent much of her time at the airfield. She cropped her hair short, in the style of other women aviators.
In the summer of 1921, Earhart purchased a second-hand Kinner Airster biplane painted bright yellow. A year later, on October 22, 1922, she flew her plane to 14,000 feet—the world altitude record for female pilots. Her next ambition was trying to fly solo across the Atlantic.
On May 20, 1932 she began the journey & managed to break several records at once, namely the first woman to fly the Atlantic solo and only person to fly it twice; the longest non-stop distance flown by a woman and a record for crossing in the shortest time. Later in 1935, Amelia began to formulate plans for an around-the-world flight. The flight would be two major firsts: she would be the first woman and she would travel the longest possible distance, circumnavigating the globe at its waist. Amelia departed from Los Angeles, California for Florida on May 21, 1937. Before her flight, she said "I have a feeling that there is just about one more good flight left in my system and I hope this trip is it. Anyway when I have finished this job, I mean to give up long-distance "stunt" flying."
On June 1, 1937 Amelia and her navigator Fred Noonan departed Miami, Florida bound for California by traveling around the world. Amelia reached Lae in New Guinea on June 29. At this point they had flown 22,000 miles and there were 7,000 more to go all over the Pacific. At 20:14 GMT the Itasca received the last voice transmission from Amelia giving positioning data. After the lost signal, the search and rescue attempt was launched, with President Roosevelt authorized the use of 9 naval ships and 66 aircraft at an estimated cost of over $4 million. But her death remained a mystery.
During her flight, Amelia regularly sent letters to George (her husband) at stops along her route. These were published in the book "Last Flight". On an end piece of the book is a note from her to George that says "Please know I am quite aware of the hazards... I want to do it because I want to do it. Women must try to do things as men have tried. When they fail their failure must be but a challenge to others."
Terlepas dari prestasinya, Amelia tidak langsung jatuh cinta pada dunia aeronatik. Amelia berusia 10 tahun ketika pertama kali melihat pesawat dan kesan pertamanya adalah: “Benda itu penuh kabel berkarat dan kayu dan tidak menarik sama sekali…” Amelia lebih tertarik pada topi keranjang berwarna salem yang dibeli di bazar.
Amelia menemukan minatnya pada dunia aeronatik pada Long Beach Air Show di tahun 1920, dimana dia mencoba untuk terbang untuk pertama kalinya sebagai penumpang. Penerbangan itu hanya berlangsung selama 10 menit, tapi perjalanan itu mengubah hidupnya selamanya. Amelia kemudian berusaha untuk mengejar mimpinya dengan berbagai macam cara, termasuk bekerja di berbagai bidang, mulai dari fotografer sampai menjadi supir truk. Amelia membaca semua publikasi mengenai penerbangan dan menghabiskan kebanyakan waktunya di lapangan terbang. Amelia memotong rambutnya sangat pendek, sesuai dengan gaya penerbang wanita lainnya.
Musim panas tahun 1921, Amelia membeli pesawat bekas berjenis Kinner Airster bermesin ganda yang bercat kuning terang. Setahun kemudian, tanggal 22 Oktober 1922, Amelia berhasil menerbangkan pesawatnya ke ketinggian 14.000 kaki, rekor dunia untuk pilot wanita. Ambisi Earhart selanjutnya adalah terbang solo melintasi Atlantik. Ambisi itu dicapainya pada tahun 1932. Amelia berhasil memecahkan beberapa rekor sekaligus, termasuk menjadi wanita pertama yang terbang solo melintasi Atlantik; bahkan menjadi satu – satunya yang berhasil melakukan penerbangan pulang-pergi. Amelia Earhart juga memecahkan rekor untuk penerbangan terlama non-stop oleh pilot wanita dan rekor untuk penerbangan terpanjang dengan waktu tercepat.
Pada tahun 1934, Amelia mulai merencanakan penerbangan keliling dunia. Ambisi akan membuat rekor baru, yakni menjadi wanita pertama yang terbang mengelilingi dunia dan Amelia akan terbang di jarak terjauh, di daerah ekuator. Beliau berangkat pada tanggal 21 mei 1937. Sebelum penerbangannya, Amelia berkata: "I have a feeling that there is just about one more good flight left in my system and I hope this trip is it. Anyway when I have finished this job, I mean to give up long-distance "stunt" flying."
Perjalanan dimulai pada tanggal 1 Juni 1937 dari Miami, Florida. Pada tanggal 29 Juni, Amelia dan navigatornya Fred Noonan mencapai Papua Nugini. Pada saat itu, mereka sudah terbang sebanyak 22.000 mil. Untuk menyelesaikan misinya, Amelia Earhart perlu terbang sebanyak 7000 mil lagi, melintasi samudera Pasifik. Pada pukul 20:14 GMT, Amelia Earhart memberikan koordinat posisi terakhirnya kepada menara pengawas. Pada 21.30 GMT, menara pengawas menentukan bahwa pesawat Amelia telah hilang di laut dan meluncurkan operasi SAR. Operasi SAR untuk menemukan Amelia merupakan operasi yang sangat besar, dengan 9 kapal angkatan laut dan 66 pesawat. Total biaya mencapai lebih dari 4 juta dolar. Namun, peristiwa hilangnya Amelia tetap menjadi misteri sampai sekarang.
Selama penerbangannya, Amelia Earhart selalu rajin mengirimkan surat untuk suaminya, yang dipublikasikan di buku berjudul "Last Flight". Di halaman terakhir buku terdapat satu kutipan dari Amelia untuk suaminya, yaitu:
"Please know I am quite aware of the hazards...I want to do it because I want to do it. Women must try to do things as men have tried. When they fail their failure must be but a challenge to others."
Do you know who Amelia Earhart is? If not, read on! Aviator Amelia Earhart was born on July 24, 1897 in Atchison, Kansas. She was one of the pioneers of women pilot. Her list of achievement was: In 1923 she became the 16th woman to be issued a pilot's license. She had a list of extraordinary achievements, like being the first woman to fly across the Atlantic Ocean in 1928 and the first person to fly over both the Atlantic and Pacific. Unfortunately, in 1937, she mysteriously disappeared while trying to circumnavigate the globe from the equator.
Despite her achievements, she wasn’t born with love for aeroplanes. Amelia was 10 years old when she saw her first airplane at the Iowa State Fair and her famous quote was: "It was a thing of rusty wire and wood and not at all interesting..."
Her interest was absorbed by a peach basket paper hat purchased at the fair. She found her passion for aeroplanes during Long Beach air show in 1920, where took a plane ride that transformed her life. It was only 10 minutes, but when she landed, her heart was permanently claimed by the activities. She proceeded to do whatever it takes to fund her new passion, including working at a variety of jobs, from photographer to truck driver. Amelia Earhart immersed herself in her study. She read everything she could find on flying, and spent much of her time at the airfield. She cropped her hair short, in the style of other women aviators.
In the summer of 1921, Earhart purchased a second-hand Kinner Airster biplane painted bright yellow. A year later, on October 22, 1922, she flew her plane to 14,000 feet—the world altitude record for female pilots. Her next ambition was trying to fly solo across the Atlantic.
On May 20, 1932 she began the journey & managed to break several records at once, namely the first woman to fly the Atlantic solo and only person to fly it twice; the longest non-stop distance flown by a woman and a record for crossing in the shortest time. Later in 1935, Amelia began to formulate plans for an around-the-world flight. The flight would be two major firsts: she would be the first woman and she would travel the longest possible distance, circumnavigating the globe at its waist. Amelia departed from Los Angeles, California for Florida on May 21, 1937. Before her flight, she said "I have a feeling that there is just about one more good flight left in my system and I hope this trip is it. Anyway when I have finished this job, I mean to give up long-distance "stunt" flying."
On June 1, 1937 Amelia and her navigator Fred Noonan departed Miami, Florida bound for California by traveling around the world. Amelia reached Lae in New Guinea on June 29. At this point they had flown 22,000 miles and there were 7,000 more to go all over the Pacific. At 20:14 GMT the Itasca received the last voice transmission from Amelia giving positioning data. After the lost signal, the search and rescue attempt was launched, with President Roosevelt authorized the use of 9 naval ships and 66 aircraft at an estimated cost of over $4 million. But her death remained a mystery.
During her flight, Amelia regularly sent letters to George (her husband) at stops along her route. These were published in the book "Last Flight". On an end piece of the book is a note from her to George that says "Please know I am quite aware of the hazards... I want to do it because I want to do it. Women must try to do things as men have tried. When they fail their failure must be but a challenge to others."

SUMBER: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=524590007566411&set=a.420788641279882.117981.167171199974962&type=1&theater
MENTERI BUMN, SARINAH DAN LAHAN DI KALTIM
Dahlan Iskan: BUMN Tidak Maju,
Direksi Harus Siap Diganti
Penulis : Didik Purwanto | Jumat, 31 Agustus 2012 | 08:54 WIB

"Saya baru sekali ini menghadiri peringatan ulang tahun BUMN. Dari 141 BUMN yang ada, baru kali ini saya datang pas di perayaan ulang tahunnya. Sebenarnya menghadiri perayaan ulang tahun itu tidak produktif, hanya buang-buang waktu saja. Tapi saya hadir di sini, karena saya ingin tahu Direktur Utama Sarinah. Kebetulan semua direksi termasuk Direktur Utamanya itu wanita," kata Dahlan saat memberikan sambutan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis malam (30/8/2012).
Sebenarnya Dahlan Iskan harus memberikan sambutan perayaan ulang tahun Sarinah tepat pukul 19.00 wib. Apalagi di acara tersebut juga turut hadir Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, Kepala Bappenas Armida Alisyahbana serta direksi BUMN. Namun Dahlan memang baru saja menghadiri perayaan Hari Teknologi Nasional di Bandung pada pagi harinya. Sehingga sempat dikabarkan bahwa Dahlan tidak hadir dalam acara tersebut.
Tiba-tiba, pukul 20.30 wib, Dahlan datang secara mendadak. Sebagian tamu undangan juga sudah pulang. Namun Dahlan tetap tenang. "Saya ingin wanita lebih banyak tampil di BUMN. Dari hasil penelitian, perusahaan yang dipimpin wanita, termasuk perusahaan saya dulu, selalu sukses. Saya bisa tidur nyenyak karena wanita itu bisa dipercaya," kenangnya.
Dahlan berharap bahwa dengan kepemimpinan yang baru ini, PT Sarinah Persero bisa maju. "Tapi prinsip saya terserah direksi. Mau perusahaan itu maju, mundur, mati atau bahkan tutup, itu terserah mereka. Yang penting, kalau perusahaan BUMN itu tidak maju, direksinya harus siap diganti," pesannya.
Editor :
Erlangga Djumena
Gubernur Kaltim Tantang Dahlan
Iskan
Penulis : Didik Purwanto | Rabu, 29 Agustus 2012 | 19:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek
Ishak meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan menunjukkan bukti bahwa Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur dinilai omong kosong dalam merealisasikan lahan untuk
pertanian seluas 100.000 hektar. Lahan tersebut rencananya untuk menyukseskan
program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) di
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
"Saya minta Pak Dahlan mau menunjukkan daerah mana, bahkan kalau bisa perusahaan mana yang tidak menyetujui rencana GP3K tersebut," kata Awang di Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibitions (IIICE), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (29/8/2012).
Menurut Awang, pihaknya sudah memberikan lampu hijau kepada pemerintah agar memakai lahan di Kalimantan untuk mendukung program tersebut. Namun, semua wewenang pemberian izin pemakaian lahan untuk GP3K ini hanya bisa dilakukan oleh pemerintah kabupaten setempat.
Awang merasa tidak semua pemerintah kabupaten menolak rencana program tersebut. Apalagi pemerintah provinsi pun sudah menyetujui program ini.
"Di satu daerah mungkin ada masalah, tapi belum tentu daerah lainnya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Awang, beberapa lahan di Kalimantan saat ini memang sedang mengalami masalah, contohnya overlapping dengan perusahaan lain. Namun, dengan penyelesaian dari pihak provinsi dan pemerintah daerah, masalah lahan tersebut diharapkan bisa selesai secepatnya.
Awang merasa bahwa kesalahan masalah lahan ini bukan hanya kesalahan pemerintah daerah saja, melainkan merupakan kesalahan tata ruang wilayahnya yang belum diselesaikan dengan baik.
"Nanti, 5 September 2012 akan kita undang semuanya. Mulai dari pemda, BUMN, swasta," katanya.
Selain itu, Awang meminta Dahlan Iskan tak mundur dari Kalimantan Timur. Sebab, investor lain akan masuk ke Kaltim jika BUMN mundur.
"Tentunya kalau disuruh milih, ya, saya pilih BUMN sebagai prioritas dong," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan membatalkan rencana perluasan area pertanian di Kalimantan Timur seluas 100.000 hektar.
"Kami cabut dari Kalimantan, semua itu (intensifikasi lahan sawah) itu hanya omong kosong. Tidak ada itu tanah seluas 100.000 hektar," kata Dahlan di kantor pusat PT Pertani, Jakarta, Selasa (28/8/2012).
Menurut Dahlan, lahan pertanian itu memang ada, tetapi sarat dengan masalah. Hal itu diketahui setelah pihak Kementerian BUMN mengurus perizinannya.
Diketahui Dahlan, izin tanah sudah diberikan kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dahlan pun menilai pemerintah daerah setempat tidak memiliki komitmen mencetak lahan sawah baru.
"Termasuk yang sudah dijanjikan itu malah sudah diberikan ke perkebunan sawit," tegasnya.
Tak hanya masalah lahan yang membuat Dahlan kecewa denga Kalimantan Timur, dirinya juga menemukan ada masalah dan kecurangan lainnya.
"Saat kami urus surat izin untuk tanah tersebut, ternyata tanah yang diberikan adalah lahan sebelahnya," jelasnya.
Karena membatalkan proyek penambahan lahan sawah baru di Kalimantan Timur, kini Dahlan mengintip potensi penambahan lahan sawah di daerah lain. Sayangnya, Dahlan ogah menyebutkan provinsi yang diincarnya itu.
"Calonnya sudah ada. Tetapi saya tidak mau ngomong, ah. Nanti kejadian lagi kayak seperti ini," ujarnya.
"Saya minta Pak Dahlan mau menunjukkan daerah mana, bahkan kalau bisa perusahaan mana yang tidak menyetujui rencana GP3K tersebut," kata Awang di Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibitions (IIICE), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (29/8/2012).
Menurut Awang, pihaknya sudah memberikan lampu hijau kepada pemerintah agar memakai lahan di Kalimantan untuk mendukung program tersebut. Namun, semua wewenang pemberian izin pemakaian lahan untuk GP3K ini hanya bisa dilakukan oleh pemerintah kabupaten setempat.
Awang merasa tidak semua pemerintah kabupaten menolak rencana program tersebut. Apalagi pemerintah provinsi pun sudah menyetujui program ini.
"Di satu daerah mungkin ada masalah, tapi belum tentu daerah lainnya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Awang, beberapa lahan di Kalimantan saat ini memang sedang mengalami masalah, contohnya overlapping dengan perusahaan lain. Namun, dengan penyelesaian dari pihak provinsi dan pemerintah daerah, masalah lahan tersebut diharapkan bisa selesai secepatnya.
Awang merasa bahwa kesalahan masalah lahan ini bukan hanya kesalahan pemerintah daerah saja, melainkan merupakan kesalahan tata ruang wilayahnya yang belum diselesaikan dengan baik.
"Nanti, 5 September 2012 akan kita undang semuanya. Mulai dari pemda, BUMN, swasta," katanya.
Selain itu, Awang meminta Dahlan Iskan tak mundur dari Kalimantan Timur. Sebab, investor lain akan masuk ke Kaltim jika BUMN mundur.
"Tentunya kalau disuruh milih, ya, saya pilih BUMN sebagai prioritas dong," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan membatalkan rencana perluasan area pertanian di Kalimantan Timur seluas 100.000 hektar.
"Kami cabut dari Kalimantan, semua itu (intensifikasi lahan sawah) itu hanya omong kosong. Tidak ada itu tanah seluas 100.000 hektar," kata Dahlan di kantor pusat PT Pertani, Jakarta, Selasa (28/8/2012).
Menurut Dahlan, lahan pertanian itu memang ada, tetapi sarat dengan masalah. Hal itu diketahui setelah pihak Kementerian BUMN mengurus perizinannya.
Diketahui Dahlan, izin tanah sudah diberikan kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dahlan pun menilai pemerintah daerah setempat tidak memiliki komitmen mencetak lahan sawah baru.
"Termasuk yang sudah dijanjikan itu malah sudah diberikan ke perkebunan sawit," tegasnya.
Tak hanya masalah lahan yang membuat Dahlan kecewa denga Kalimantan Timur, dirinya juga menemukan ada masalah dan kecurangan lainnya.
"Saat kami urus surat izin untuk tanah tersebut, ternyata tanah yang diberikan adalah lahan sebelahnya," jelasnya.
Karena membatalkan proyek penambahan lahan sawah baru di Kalimantan Timur, kini Dahlan mengintip potensi penambahan lahan sawah di daerah lain. Sayangnya, Dahlan ogah menyebutkan provinsi yang diincarnya itu.
"Calonnya sudah ada. Tetapi saya tidak mau ngomong, ah. Nanti kejadian lagi kayak seperti ini," ujarnya.
Editor :
Ana Shofiana
Syatiri
Langganan:
Postingan (Atom)