Jumat, 28 Oktober 2011

INDONESIA MILIKI UANG SERATUS RIBU BARU BERTULIS DPD

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution


Jakarta-SATUMETER.COM 

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menghadiri pengeluaran perdana (launching) uang kertas rupiah desain baru (up-grading) pecahan 20000, 50000, dan 100000. Khusus uang kertas rupiah desain baru pecahan 100000 mengalami penambahan penulisan DEWAN PERWAKILAN DAERAH di gambar utama bagian belakang.

Darmin menjelaskan, elemen desain utama tidak berubah atau tetap seperti warna dominan, bahan uang, gambar utama, dan ukuran uang. Resminya, BI mengeluarkan dan mengedarkan ketiga pecahan hari Senin tanggal 31 Oktober 2011. “Khusus pecahan 100000 di gambar utama bagian belakang terdapat perubahan berupa penambahan penulisan DEWAN PERWAKILAN DAERAH,” dalam sambutannya di Ruangan Serbaguna lantai 3 Menara Sjaruddin Prawiranegara Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/10). 

“Gambar gedung yang semula bertulis MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT menjadi MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH. Perubahan dilakukan karena kami ingin menampilkan simbol lembaga-lembaga negara yang benar.”

Jadi, pecahan 100000 tahun emisi 2004 tersebut mengalami penambahan penulisan DEWAN PERWAKILAN DAERAH di gambar utama bagian belakangnya yang semula bertulis MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT menjadi MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH.

Darmin menegaskan, “Uang rupiah media pelestarian nilai-nilai kepahlawanan sekaligus media sosialisasi lembaga-lembaga perwakilan rakyat yang berperan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Penerbitannya agak lama dan bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama menyangkut pemilihan gambar utama dan hak cipta, penetapan bahan, dan unsur pengaman, selain teknis pencetakan.”
Kepada pers seusai launching, Irman juga menegaskan bahwa uang kertas rupiah desain baru pecahan 100000 merupakan media sosialisasi lembaga-lembaga perwakilan rakyat, khususnya DPD. BI memanfaatkan momentum Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2011 untuk launching. “Media sosialisasi yang mudah dan murah, bahwa selain ada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga ada Dewan Perwakilan Daerah (DPD).”

Di bagian lain, Darmin menjelaskan, tugas BI di bidang pengedaran uang adalah menyediakan jumlah uang yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kualitas yang baik. “Tugas BI di bidang pengedaran uang sangat penting, karena ketersediaan jumlah uang yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kualitas yang baik akan memperlancar transaksi tunai dan mendukung perekonomian nasional.”

Transaksi tunai
Darmin menambahkan, sekalipun banyak melakukan transaksi e-payment atau non-tunai, masyarakat negara-negara maju tetap memerlukan uang kertas dan uang logam untuk transaksi tunai. “Masyarakat Indonesia pun masih menggunakan banyak uang kertas dan uang logam untuk transaksi tunai yang jumlahnya bertambah meskipun transaksi non-tunainya juga meningkat dari waktu ke waktu.”
Diharapkan, pengeluaran dan pengedaran ketiga uang kertas desain baru tersebut mempermudah masyarakat mengenali keasliannya tanpa alat bantu karena penambahan unsur pengaman. Diharapkan pula, meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap pemalsuan uang karena trend teknik pemalsuan dan kemajuan teknologi cetak.

Kendati kualitas dan kuantitas pemalsuan uang belum mengancam, penanggulangannya menjadi perhatian BI. Saat ini di Indonesia ditemukan tujuh lembar uang palsu dari satu juta lembar uang rupiah yang diedarkan. “Jumlah yang relatif kecil dibanding di negara-negara lain,” Darmin menambahkan. Di Inggris ditemukan 293 lembar uang palsu dari satu juta lembar uang yang diedarkan, di Amerika Serikat 99 lembar, dan di Uni Eropa 55 lembar.
Membuka acara, Direktur Direktorat Peredaran Uang BI Mohammad Dahlan menyatakan, pengeluaran perdana bertujuan untuk meningkatkan keandalan pengamanan uang dan perlindungan masyarakat terhadap pemalsuan uang. Up-grading kali ini lanjutan up-grading uang kertas rupiah pecahan 10000 bulan Juli 2010 yang lalu. “Desain baru ini tersedia di seluruh kantor BI, baik di pusat maupun di daerah.”

Penyempurnaan desainnya secara visual bersifat minor karena elemen desain utamanya tidak berubah atau tetap seperti warna dominan, bahan uang, gambar utama, dan ukuran uang. Perubahan elemen desain antara lain penambahan unsur pengaman rainbow printing yang berefek pelangi jika melihatnya dari sudut pandang tertentu serta perubahan kode tuna netra (blind code) yang semula tidak kasat mata (invisible) menjadi kasat mata dan teraba kasar (cetak intaglio).


Siaran pers ini dikeluarkan secara resmi oleh
Bidang Pemberitaan dan Media Visual
Sekretariat Jenderal DPD
                           
Penanggungjawab:
M Linda Wahyuningrum


Dipublikasikan oleh:
SATU METER.COM. (SATUMETER UNTUK RODA DUA "ONE FOR TWO") JAKARTA

Rabu, 05 Oktober 2011

Security Focus on Climate Change Could Blur Real Issues


PRESS RELEASE: Embargoed until Thursday 6 October at 00.01 UK time.

Security focus on climate change could blur real issues

A growing focus on national and international security challenges posed by climate change could detract attention from the root causes of the problem, the needs of the most vulnerable people and the search for appropriate solutions.

Corinne Schoch, a researcher at the International Institute for Environment and Development explains why in an opinion paper published today (6 October), as ongoing UN climate-change negotiations in Panama reach their mid-point.

Schoch says a growing focus on security could lead to top-down responses to climate change that marginalise the most vulnerable people and sideline the existing institutions that are best suited to meeting these people’s needs.

Security institutions – from the UN Security Council to national militaries – are increasingly looking at the potential for climate change to spark conflict. Schoch’s paper examines why this is happening and what the implications of this trend could be.

“The focus on climate change and conflict implies an overly simple chain of cause and effect,” says Schoch. “The potential link between climate change and conflict may be real but the truth is that we have insufficient evidence to draw strong conclusions and there is a danger in extrapolating from the local to the global.”

“This could create top-down responses that focus on security in a very limited sense of the word and ignore both the causes of climate change and the best ways to limit its impacts on vulnerable communities.”

The full paper is attached as a PDF and will be published online on www.iied.org on Thursday 6 October.

For interviews, contact:
Corinne Schoch (corinne.schoch@iied.org) / Tel:             +44 (0)2034637399      

ENDS

Mike Shanahan
Press officer
International Institute for Environment and Development [please note new address / phone]
80-86 Gray’s Inn Road, London WC1X 8NH, UK. Tel:             +44 (0)20 3463 7399      ; Fax: +44 (0)20 3514 9055 begin_of_the_skype_highlighting            +44 (0)20 3514 9055      end_of_the_skype_highlighting

Biodiversity Media Alliance http://biodiversitymedia.ning.com
Climate Change Media Partnership roster http://climatechangemedia.ning.com

Lebih dari 60 Perguruan Tinggi AS Ramaikan Pameran Pendidikan Tinggi Amerika Serikat Terbesar Tahun Ini

Lebih dari 60 Perguruan Tinggi AS Ramaikan Pameran Pendidikan Tinggi Amerika Serikat Terbesar Tahun Ini

(JAKARTA, 5 OKTOBER 2011) Perwakilan lebih dari 60 perguruan tinggi terakreditasi yang terkemuka di Amerika Serikat akan hadir untuk meramaikan Pameran Pendidikan Tinggi Amerika Serikat 2011 (The 2011 U.S. Higher Education Fair) di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 2011. Pameran pendidikan tinggi Amerika terbesar dan teramai ini akan bertempat di Kirana Ballroom, Hotel Kartika Chandra. Tak tanggung-tanggung, beberapa perguruan tinggi bergengsi di Amerika pun tak mau melewatkan kesempatan ini untuk bertemu langsung dengan siswa Indonesia, seperti University of Minnesota – Twin Cities, University of California – Berkeley, University of Denver, University of Iowa, dan lain sebagainya.
          Pameran pendidikan yang rencananya akan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Bapak Scot Marciel, ini menang berbeda dengan pameran-pameran pendidikan serupa lainnya. Selain dari banyaknya jumlah universitas yang berpartisipasi, pameran ini mendatangkan langsung staf admisi dan konselor dari tiap universitas (bukan agen/konsultan pendidikan). Selain itu, pengunjung akan diberikan informasi mengenai berbagai program beasiswa gelar dan non-gelar, termasuk panduan memenangkan beasiswa. Pameran ini pun didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat yang akan mebampilkan pusat informasi mengenai visa pelajar. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

          Banyaknya universitas AS yang berpartisipasi dalam Pameran ini menunjukkan animo yang besar dari dunia pendidikan tinggi di Amerika terhadap siswa dari Indonesia. Menurut IIE’s Open Doors: Report on International Educational Exchange, jumlah mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat sempat mencapai puncaknya di tahun 1997-1998, dengan jumlah sebesar 13.282 mahasiswa. Namun jumlah ini lalu mengalami penurunan dikarenakan dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan pasca serangan 9/11 di Amerika Serikat. Setelah Presiden Barack Obama terpilih menjadi presiden, diluncurkan program Comprehensive Partnership di beberapa bidang termasuk pendidikan. Melalui program ini, Pemerintah Amerika Serikat menegaskan dukungannya dengan berbagai kerjasama di bidang pendidikan. Diantaranya adalah dengan pemberian beasiswa serta kemudahan untuk mengurus visa pelajar ke Amerika. Menurut press release yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, pada periode Juni hingga Agustus tahun ini, 90% permohonan visa pelajar dikabulkan oleh pihak Kedutaan. Hal ini mendongkrak jumlah pelajar Indonesia di Amerika hingga 20% dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

          Di Amerika terdapat lebih dari 600 perguruan tinggi negeri dan 1.700 perguruan tinggi swasta. Karena itu, diperlukan kecermatan dan kejelian dari calon siswa dalam memilih perguruan tinggi sebagai tujuan studi. Salah memilih sekolah dapat menyebabkan kerugian di masa depan, salah satunya adalah jika memilih universitas yang ternyata belum terakreditasi. Selain itu, calon siswa juga perlu melakukan persiapan matang, antara lain dengan mengikuti ujian yang diperlukan. Pameran ini pun akan menampilkan informasi akurat mengenai ujian akademik internasional (TOEFL®, SAT®, GRE®, dan lain sebagainya) secara lengkap.

          Mengingat pentingnya persiapan sebelum studi di Amerika, di hari yang sama akan juga diadakan workshop yang bertajuk STUDYING IN THE U.S.: WHAT YOU SHOULD KNOW AND PREPARE. Workshop ini akan membahas mengenai hal-hal yang perlu diketahui dan disiapkan oleh para calon siswa, seperti informasi tentang sistem pendidikan tinggi Amerika Serikat, persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat diterima di perguruan tinggi, tips memilih universitas, tips mengisi formulir pendaftaran, serta strategi menulis esai yang baik.

Informasi Penyelenggara
Indonesian International Education Foundation (IIEF) adalah sebuah lembara nirlaba Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan internasional, terutama melalui program beasiswa dan pertukaran. IIEF adalah lembaga mitra dari the Institute of International Education (IIE), organisasi nilaba internasional yang berpusat di New York, Amerika Serikat, yang mengelola program beasiswa Fulbright, Gillman, dan lain-lain.

IIEF telah dipercaya oleh berbagai lembaga donor nasional dan internasional, pemerintah maupun swasta, untuk mengelola berbagai grant dan dana bantuan melalui berbagai beasiswa dan program pertukaran lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Indonesia, antara lain Beasiswa IELSP (Indonesia English Language Study Program) yang disponsori oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat, Beasiswa Prestasi Graduate Scholarship dari USAID, Beasiswa International Fellowship Program dari Ford Foundation, dan Beasiswa GE Global Leaders dari GE Foundation. IIEF juga bekerja sama dengan Kemendiknas dalam berbagai program, antara lain dalam program donasi buku teks mutakhir untuk perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan Program Kemitraan Universitas dalam Peningkatan Kapasitas Institutsi dalam Internasionalisasi.


Lembar Fakta
(Pendamping Press Release U.S. Higher Education Fair 2011)
·         Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 600 perguruan tinggi negeri dan lebih dari 1.700 perguruan tinggi swasta.

·         Gelar kesarjanaan ditentukan oleh asosiasi akreditasi di Amerika Serikat yaitu Council on Higher Education Accreditation (CHEA), pasar tenaga kerja, dan komunitas akademik. 

·         Hal-hal yang menjadi kriteria penilaian dalam aplikasi universitas:
a)       Nilai-nilai di SMA
b)       Skor tes terstandarisasi internasional (contohnya SAT, dll)
c)       Surat rekomendasi dari guru, dosen, ataupun pihak lain
d)       Essay
e)       Jiwa kepemimpinan dan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti

·         Bidang studi terbanyak yang dipelajari oleh mahasiswa asing di Amerika adalah bisnis dan manajemen, ilmu teknik, serta ilmu matematika dan komputer.

·         Selama periode 2009/2010, mahasiswa asing di Amerika merupakan 3.5% dari total keseluruhan mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi dan universitas.

·         Lebih dari 30% mahasiswa asing di Amerika Serikat mendapatkan beasiswa dari berbagai sumber untuk mendanai studinya.

Data diambil dari:
1)       Open Doors Report on International Educational Exchange (Institute of International Education, 2010).
2)       Building Partnerships Indonesia and The United States by Alan Dessoff (published in International Educator magazine, May-June 2011 edition).
3)       What International Students Think About U.S. Higher Education: Attitudes and Perceptions of Prospective Students in Africa, Asia, Europe and Latin America (Institute of International Education, May 2011).



Info IIEF dapat dilihat di www.iief.or.id, dan info tentang IIE dalapt dilihat di www.iie.org

Kontak
Endah Dwi Handini – Senior Program Manager
(Telp: (021) 831 7330 begin_of_the_skype_highlighting            (021) 831 7330      end_of_the_skype_highlighting ext. 114; HP: 0811997610; Email: endah.handini@iief.or.id)

U.S. Higher Education Fair (Pameran Pendidikan Tinggi Amerika Serikat),


Indonesian International Education Foundation (IIEF) adalah organisasi non-profit Indonesia yang berkomitmen untuk membangun masyarakat Indonesia melalui pendidikan internasionalpertukaran ide dan individu, serta pengembangan kapasitas kelembagaan.

Salah satu program yang diselenggarakan oleh IIEF adalah U.S. Higher Education Fair (Pameran Pendidikan Tinggi Amerika Serikat), suatu pameran pendidikan yang menghadirkan langsung perwakilan dari universitas-universitas terkemuka dan terakreditasi di Amerika Serikat. Untuk tahun ini Pameran akan diadakan pada 5 Oktober 2011 di Kirana Ballroom, Hotel Kartika Chandra, JlJendGatot SubrotoJakarta.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami ingin mengundang kehadiran Pewarta Indonesia untuk dapat hadir dan meliput acara tersebut pada:
Hari/tanggal               : Rabu, 5 Oktober 2011
Waktu                      : 15.30 WIB
Lokasi                      : Ballroom KiranaHotel Kartika ChandraJlJendGatot Subroto         
                                  – Jakarta
Informasi lebih lanjut mengenai acara tersebut kami sampaikan dalam lampiran yang kami sertakan bersama email ini.

Kehadiran perwakilan dari Pewarta Indonesia akan sangat berarti bagi kami dan memberikan kontribusi yang besar bagi penyebaran informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan melanjutkan studi ke Amerika Serikat.
Untuk informasi mendalam mengenai acara ini, Anda dapat menghubungi kami melalui email ini atau endah.handini@iief.or.id atau melalui telepon di             021–831 7330       ext. 113  dan 114.

Hormat kami, 
Dania R. Pratiwi
Program Development Associate

Pesan ini diteruskan oleh Redaksi Pewarta Indonesia