Kamis, 07 Juni 2012

Membuka Kesempatan Bagi Tokoh Baru Menjadi Pemimpin Nasional

Pemimpin/anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bertemu pengamat dan insan pers untuk mendiskusikan perkembangan kepemimpinan nasional, tujuan ideal dan situasi riil, serta bagaimana mekanisme memunculkan calon baru pemimpin nasional dan bagaimana menambah sumber rekrutmen yang membuka kesempatan atau peluang tokoh baru (regenerasi) dan partisipasi rakyat Indonesia.
“Kami memiliki keresahan yang sama, bahkan kejenuhan, atas kepemimpinan nasional menghadapi tahun 2014,” ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida, seusai acara di lantai 8 Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). Sumber rekrutmen dan figur calon menjadi sorotan dalam pertemuan, termasuk etika berpolitik pemimpin nasional yang berkuasa.
“Gerakan selanjutnya yang dilakukan teman-teman adalah memunculkan ‘kapal selam’ di permukaan air. Banyak sekali figur brighten and brightness, orang-orang cemerlang yang memiliki integritas dan kredibilitas tetapi mereka mirip ‘kapal selam’. Kita memunculkan ‘kapal selam’ ini sehingga calon pemimpin nasional tidak itu-itu saja, menjenuhkan. Harus ada figur baru. Kuncinya regenerasi.”
“Hasil survei yang hanya memunculkan calon itu-itu saja karena mereka tidak terbuka menyatakan kesiapannya menjadi calon pemimpinan nasional. Ke depan, Bung Ray Rangkuti (salah satu narasumber acara) membuka kantor pendaftaran calon presiden agar orang-orang baru itu datang, menyatakan kesiapannya, sehingga orang-orang baru itu bisa terpublikasikan atau disosialisasikan.”
Senator asal Gorontalo Elnino Husein Mohi menambahkan, pertemuan menyimpulkan bahwa memunculkan tokoh baru menjadi agenda yang mendesak dan menyadarkan rakyat mengenai kemunculan tokoh baru kebutuhan nasional masa depan. “Banyak yang bisa kita lakukan untuk memunculkan calon pemimpin nasional yang baru agar kita tidak terlena atau terbuai nama-nama yang beredar sekarang.”
Untuk memunculkan tokoh baru itu maka dua langkah dilakukan, yaitu mengubah perundang-undangan tentang pemilihan umum presiden-wakil presiden dan mengubah mind set rakyat Indonesia mengenai calon baru pemimpin nasional selain nama-nama yang beredar sekarang. “Kita berusaha untuk mendukung kemunculan tokoh-tokoh baru itu selain nama-nama yang beredar sekarang sebagai calon pemimpin nasional yang baru.”
Mewakili pengamat, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti mengakui bahwa pertemuan sangat intens mendiskusikan perkembangan kepemimpinan nasional, tujuan ideal dan situasi riil. “Yang ideal, tentu saja, harapan kita bagaimana melahirkan pemimpin nasional yang antikorupsi dan mandiri, dan bagaimana menambah sumber rekrutmen. Isu-isu yang jamak kita dengar.”
Jika menyerahkan sepenuhnya kepada partai-partai politik mekanisme bagaimana memunculkan calon baru pemimpin nasional dan bagaimana menambah sumber rekrutmen berarti kita mempersempit kesempatan tokoh-tokoh baru. “Jika partai-partai politik tetap melakukan, mekanismenya mesti jelas yang memungkinkan partisipasi rakyat Indonesia, termasuk mengawasi jejak etika berpolitik mereka.”
Ia berharap, rakyat Indonesia turut serta menyelidiki seluk-beluk calon baru pemimpin nasional jauh-jauh hari sebelum pemilihan umum presiden-wakil presiden. “Kalau bisa, kita menyelidiki dua tahun sebelum pemilihan umum. Bahkan berkembang ide untuk mulai memunculkan pemimpin lokal atau pemimpin daerah yang berhasil untuk dipromosikan di tingkat nasional. Begitu idealnya.”
“Tapi riilnya, karena kita hanya memiliki waktu dua tahun, dan kemungkinan undang-undang tidak direvisi, maka titik temunya ialah mendesak regenerasi. Kita sangat mengharapkan regenerasi, setelahnya isu-isu antikorupsi, mandiri,” sambungnya. “Hasil pertemuan menyepakati pentingnya regenerasi pemimpin nasional, dan bersamaan dengan itu melakukan perubahan struktural dan kultural.
Perubahan struktural, misalnya, mendesak partai-partai politik untuk berkenan memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh yang baru sebagai generasi calon baru pemimpin nasional; sedangkan perubahan kultural, misalnya, mengubah mind set rakyat atau menyadarkan mereka bahwa terdapat calon pemimpin yang baru selain nama-nama yang beredar. “Di Republik ini bertaburan calon pemimpin visioner, yang memiliki komitmen.”


Siaran pers ini dikeluarkan secara resmi oleh
Bidang Pemberitaan dan Media Visual
Sekretariat Jenderal DPD
                           
Penanggungjawab:
M Linda Wahyuningrum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar